STONEHENGE
Stonehenge
merupakan suatu bangunan yang dibangun pada zaman Peunggu dan
Neolitikum. Ia terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire,
Inggris, sekitar 13 kilometer barat laut Salisbury. Stonehenge mencakup
bangunan yang mengelilingi batu besar berdiri tegak dalam bulatan.
Terdapat pertikaian mengenai usia sebenarnya lingkaran batu itu, tetapi
kebanyakan arkeolog memperkirakan bahwa besar bangunan Stonehenge dibuat
antara 2500 SM sampai 2000 SM. Bundaran tambak tanah dan parit
membentuk fase pembanguan monumen Stonehenge yang lebih awal yang
berasal dari waktu sekitar 3100 SM. Kompleks Stonehenge dibangun dalam
beberapa fase pembangunan selama 2.000 tahun dan sepanjang kurun waktu
itu aktivitas terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan
ditemukannya sesosok mayat seorang Saxon yang dipancung dan dikebumikan
di tugu peringatan tersebut, dan kemungkinan mayat tersebut berasal dari
abad ke-7 M.
Stonehenge
pernah dianggap sebagai tempat pendaratan extraterrestrial, bahkan
beberapa orang mengaku melihat UFO di tempat itu. Situs yang dianggap
tempat keramat bagi penganut agama Celtic kuno itu konon dibangun oleh
penyihir Merlin, yang memindahkannya secara gaib dari Gunung Killaraus
di Irlandia. Ada pula yang percaya bangunan itu adalah buatan setan.
Namun,
penemuan sejumlah arkeolog Inggris belum lama ini menunjukkan bangunan
misterius yang dinominasikan menjadi tujuh keajaiban dunia baru itu
dibangun oleh sekelompok orang yang tinggal di dekat situs tersebut.
Para
arkeolog itu menemukan satu kampung yang hanya terdiri atas beberapa
rumah kecil dan kemungkinan merupakan tempat tinggal para kuli bangunan
yang mendirikan monumen megalitik terbesar di Inggris Selatan itu.
Mereka menemukan perkampungan ini ketika tengah mempelajari Stonehenge.
Penggalian
di dekat Dataran Salisbury itu menemukan delapan buah rumah, dengan
perapian di tengah rumah. Mike Parker Pearson, ilmuwan dari Sheffield
University, Inggris, memperkirakan masih ada 25 rumah lainnya yang
terpendam setelah menggunakan
perlengkapan survei geofisika.
Perumahan
kuno itu terletak di sebuah situs yang disebut Dinding Durrington,
hampir 3,2 kilometer dari Stonehenge. Di sana juga terdapat versi kayu
dari lingkaran batu Stonehenge.
Penghitungan waktu karbon menunjukkan
kampung itu berasal dari 2600 sebelum Masehi, hampir bersamaan dengan
periode pembangunan Stonehenge. Parker Pearson menyatakan Piramida Giza
di Mesir juga dibangun pada masa yang sama.
Namun,
sejumlah arkeolog meragukan usia situs itu karena Stonehenge telah
beberapa kali direnovasi. Materi arkeologi itu pernah digali dan
dipendam lagi dalam berbagai riset, sehingga sulit menentukan kapan
konstruksi aslinya dibangun.
Parker Pearson dan tim risetnya yakin adanya kaitan antara
desa
di Durrington dan Stonehenge. Julian Thomas, arkeolog dari Manchester
University, menyatakan, baik Stonehenge maupun Dinding Durrington
memiliki jalan raya yang menghubungkan keduanya ke Sungai Avon. Hal ini
mengindikasikan adanya pola pergerakan antara kedua situs.
Para ilmuwan memperkirakan Dinding Durrington adalah tem
pat pemukiman dan Stonehenge adalah kuburan serta semacam tugu peringatan karena di situ ditemukan sisa jenazah yang dibakar.
Arkeolog
menduga perkampungan yang cukup besar itu didiami secara musiman,
sebagai lokasi pesta ritual dan upacara pemakaman. Mereka percaya
Stonehenge dan Durrington membentuk kompleks religius yang dipakai untuk
ritual pemakaman. Pada masa itu, kampung itu ada kemungkinan dihuni
ratusan orang yang menjadikannya sebagai desa Neolitikum terbesar yang
pernah ditemukan di Inggris.
Rumah-rumah
kayu yang ditemukan di situs baru itu berbentuk kubus dan setiap sisi
panjangnya 5 meter, terbuat dari kayu dan berlantai tanah liat. Bentuk
rumah itu hampir identik dengan rumah batu yang dibangun di Skara Brae,
Kepulauan Orkney lepas pantai Skotlandia.
Mereka
juga menemukan indikasi pola penataan ruang, yaitu kerangka tempat
tidur diletakkan sepanjang sisi dinding dan sebuah lemari atau tempat
penyimpanan ditaruh di dinding yang berhadapan dengan pintu.
Peralatan dari batu, tulang binatang, mata panah, dan artefak lainnya
juga ditemukan di desa purba itu.
Tulang
binatang yang ditemukan di rumah itu adalah sisa pesta di pertengahan
musim dingin. Orang-orang dari berbagai wilayah mendatangi kampung itu
untuk makan besar dan tulang-tulangnya dibuang ke lantai.
Sisa tulang
babi yang ditemukan menunjukkan binatang itu baru berusia sembilan
bulan ketika disembelih, yang kemungkinan besar menandai dilaksanakannya
festival pertengahan musim dingin.
Batu
gantung Stonehenge memang diorientasikan menghadap ke arah matahari
terbit pertengahan musim panas dan matahari terbenam di pertengahan
musim dingin. Sedangkan lingkaran kayu di Dinding Durrington menghadap
ke arah sebaliknya, yaitu matahari terbit pertengahan musim dingin dan
matahari terbenam musim panas.
Dua dari kelompok rumah itu terpisah
dari rumah lainnya dan mungkin merupakan kediaman para pemimpin
komunitas itu. Atau, rumah pemujaan yang dipakai untuk mengadakan ritual
keagamaan. Di rumah temuan Thomas itu tak banyak dijumpai puing ataupun
sampah rumah tangga seperti di rumah lainnya.
Temuan itu menunjukkan
Durrington sebagai "tempat bagi orang yang hidup," kata Pearson.
Sebaliknya, tak ada orang yang pernah tinggal di lingkaran batu di
Stonehenge, makam terbesar di Inggris pada saat itu. Stonehenge
diperkirakan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi 250 jenazah
yang dikremasi.